Friday, January 29, 2010

PERISAI

Kerinduan itu seperti perisai
Yang semakin lama semakin memaksa
Perisai teduh yang melindungi dan menguati
Dari ancaman datangnya gejolak dan penolakan

Tapi semakin lama perisai itu semakin menggelayuti
Menjadi benalu yang tak pandai mengurus diri
Benalu yang terpaksa tinggal dan menetap
Karena menghancurkanlah tujuannya

Tak mengira perisai itu semakin menegang
Menuntut untuk melarikan diri
Karena ia terlalu lelah menjadi peneduh dan benalu
Karena ia terlalu bosan melindungi

Dan kerinduan itu semakin nyata dan kuat
Memaksa perasaan menuntut akhir cerita
Perasaan yang tidak lagi bisa dibendung
Untuk mengakhirinya dengan perpisahan

Thursday, January 28, 2010

CARA MEMBUAT read more DALAM TULISAN BLOG

Awalnya saya sempat frustasi membaca blog saya sendiri yang panjang sekalo sebelum saya sempat mencoba cara memperpendek tulisan saya.

Saya berniat untuk membagi sedikit tips untuk anda para pecinta blog yang mengalami perasaan frustasi yang sama seperti saya.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Masuk/sign in ke blog anda (Sudah pasti kan ?).
  2. Buka posting (jika ingin mengedit tulisan lama cukup buka edit entri).
  3. tambahkan "

JENIS DAN CIRI-CIRI KARYA SASTRA INDONESIA

KESUSASTRAAN; berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra yang berarti indah.

Jenis karya sastra dapat dibagi menjadi tiga; puisi, prosa dan drama.

PUISI : Salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan tipografi.

Ciri-ciri puisi :

  1. Terdiri dari beberapa bait
  2. Memiliki pencitraan
  3. Memiliki sajak/rima
  4. Memiliki tipografi
  5. Memakai konotasi
  6. Bahasa lebih padat

PROSA : Salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.

Ciri-ciri prosa :

  1. Berbentuk bebas dalam susunan paragraf
  2. Tidak terikat pada bentuk puisi
  3. Memiliki unsur intrinsik

DRAMA : Salah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan di atas panggung.

Ciri-ciri drama :

  1. Terdapat pemeran tokoh cerita
  2. Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan
  3. Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara
  4. Terdapat babak dan adegan
  5. Terdapat gambaran panggung
  6. Memiliki properti

KEBUTUHAN

Sentuhan dingin itu menyentakku
Menelanjangiku dengan setiap buruannya
Menimangku bagaikan bayi kecil
Yang tak berdaya dan lemah terkulai

Tapi lama-lama aku menggigil
Mengejang tertekan kehabisan pertahanan
Sentuhan itu tidak membiarkanku lepas
Semakin lama semakin memaksa

Aku mencoba menutup mata sejenak
Membiarkanku tetap menggigil mengejang
Mencari celah untuk sedikit bernafas
Meskipun aku tahu akan sia-sia

Oh... sentuhan itu memanas
Membuatku lebih hangat dan luas
Tapi kenapa sentuhan itu semakin kuat
Menyatu menjadi sebuah dekapan

Semakin rumit aku semakin terbiasa dengan pilinan sentuhannya
Membiarkannya membuatku menyatu dengan sentuhannya
Meskipun sulit aku menerima
Itulah bagian kehidupanku, kebutuhanku

RUANG-ku

Ruang itu kembali kosong melompong
Hampa tak sedikipun tersentuh udara
Hanya sedikit terdengar deburan yang berisik
Bergejolak di sela-sela ruang itu

Sedikit demi sedikit ruang itu ambruk
Kehilangan pertahanan, kehilangan kendali
Menyisakan serpihan luka menyakitkan
Membekas menitikkan noda hitam

datanglah ia membenahi ruang itu
Menambal setiap luka di celah-celahnya
Melabur semua noda dengan warna indah
seperti sedia kala...

Oh, tidak !
Sepertinya ia bermaksud lain
Memperbaiki ruang itu untuk sesuatu
Sesuatu yang bisa saja menodai ruangku lagi
Dan akhirnya remuk tak tersisa

PERCA

Perca itu terbuang melambai
Terpisah dari kawanan lembarannya
Menjadi berkakas menjijikkan
Menjadi potongan tak berarti

Perca itu kian menepi
Dari terpaan angin yang menyudutkannya
Ia terjebak di tengah kegalauan
Tal bisa bergerak, hanya bisa meraung-raung dalam diam

Lembaran kawannya tiba-tiba terlihat lagi
Menyapa si perca yang kian terobek
Namun lembaran itu terlohat lain
Jauh daro lembaran waktu itu

Perca itu telah kalah
Kalah oleh kebosanan
Lembaran itulah sang pelarian
Tempat bersembunyi dari kebisingan

KAYU

Kayu itu berderit
Menimpuk dengan satu pekaan
Tak seperti biasanya
Kayu itu sekarang rapuh

Kayu itu hendak patah
Pun serpihan kecilnya sudah bertebaran
Menyisakan keretakan utuh
Dan tak lama lagi hancur

Kayu itu linglung
Mencari pegangan menyelamatkan diri
Namun sayang...
Satu langkah kaki menginjak dan merobeknya

Kayu itu di ambang keputusasaan
Melongok ia sebentar ke bawah
Membuatnya yakin...
Oa tak akan jatuh ke tempat menyakitkan

Sunday, January 24, 2010

GLOBALISASI


Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Pengertian
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Sunday, January 17, 2010

PLEASE

maaf...
lagi...
kalau memang kau menghendaki sesuatu, ucapkanlah...
please...
jangan biarkan aku sendiri...
please...
kembalilah seperti dulu, seperi embunku, seperti cintaku...

kalau memang ada yang kurang...
tambahkanlah...
please...
jangan biarkan aku merana sendiri...
aku rapuh tanpa kau...

kalau memang ada yang mengganggu hatimu...
bagilah kepadaku...
jangan kau biarkan aku menangis bingung...

kau tahu, aku sayang kau...
dari dulu...
sekarang...
bahkan nanti...
aku yakin kau tahu...
kaupun juga begitu, aku yakin...

please...
sayangi aku sepenuh hatimu...
aku suka perhatianmu, tapi kenapa sekarang kau tidak lagi seperti itu ?
aku suka...
semua yang ada pada dirimu...
jangan renggut itu dariku...
please...

Tuesday, January 12, 2010

AKU SENDIRIAN

Yah... it's the first time.
Mau gimana lagi. Hati ini udah pengen banget meledak rasanya.
Nggak ada tempat curhat.

sedikit demi sedikit aku mulai terbuang. sendirian. mulai berfikir untuk mencari kesibukan gila yang membosankan.cuma untuk 'nggak' memikirkannya. aku mulai berfikir, haruskah aku menjadi orang yang seribu kali lebih pendiam ? karena apapun yang aku lakukan, pasti salah dan menyakitkan.

Sunday, January 10, 2010

SEMUT

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

TOMAT

Tomat
Solanum lycopersicum L.
Sinonim
Lycopersicon esculentum Miller


Nama umumIndonesia: Tomat
Inggris: Tomato, garden tomato
Melayu: Terung masam, tomato
Vietnam: Ca chua, Ca tomach
Thailand: Ma khuea
Cina: Fan qie
Jepang: Tomato

Tomat

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum lycopersicum L.

Kerabat Dekat
Grandiflorum, Terung Ngor, Terung Susu, Terung, Ranti, Terung Siam, Terung Teter, Terung Pipit, Kentang, Pepino, Terung Dayak

Friday, January 1, 2010

A YEAR AGO, AND NOW !

Pagi hari itu saya merasa sangat gugup dan tegang sekali karena tidak lama lagi pengumuman penting bagi kelanjutan pendidikan saya akan segera diumumkan. Segera saya berangkat menuju ke tempat wali kelas saya waktu kelas IX dengan tenang namun dengan perasaan yang tidak menentu sekali. Saya berfikir, apa yang akan saya terima nanti ? tapi saya tetap mencoba tenang dan terus mengayuh sepeda saya menuju ke rumah wali kelas.
Setelah saya sampai di depan rumah pagar hijau wali kelas saya, saya lihat sudah banyak sekali teman saya yang datang menunggu pengumuman yang mendebarkan. Saya pun memarkir sepeda saya dan langsung mengucap salam masuk ke dalam rumah. Saya menghela nafas panjang untuk menenangkan jantung saya yang semakin lama semakin berdebar tidak menentu.
Lumayan lama saya dan teman-teman menunggu wali kelas saya yang tidak kunjung ke luar rumah menemui kami dengan membawa apa yang kami tunggu sejak tadi, akhirnya beliau datang dengan membawa banyak amplop di tangannya. Saya fikir, sepertinya itulah yang akan saya terima nanti.
Sebelum membagikan amplop penting itu, wali kelas saya sedikit memberikan sambutan untuk membuka acara, dan ini semakin membuat saya berdebar tidak sabar ingin cepat melihat apa isi amplop yang beliau bawa. Dan tidak butuh waktu lama, akhirnya wali kelas saya mengakhiri sambutannya. Itulah saatnya yang saya tunggu-tunggu.

ANDAIKAN AKU MAMPU

Ibu...
Andaikan aku mampu menggantikan semua peluhmu yang kau keluarkan untukku
Ingin aku menggantikan setiap tetesnya dengan satu keping emas

Andaikan aku mampu menggantikan semua doamu
Ingin aku menggantinya dengan berlembar-lembar uang

Tapi aku tahu...
Semua yang kau berikan adalah yang terbaik
Yang tidak mungkin ada benda berharga satupun yang dapat menggantikannya

Ibu...
Aku ingin selalu melihat senyummu
Aku ingin selalu mendengar tawamu

Ibu...
Apa yang pantas aku korbankan untuk menggantikan semua pengorbananmu ?
Aku tahu, kau lelah...

Tuhan...
Tidak banyak pintaku...
Jagalah malaikatku, sebagaimana dia telah menjagaku
Tidak pernah sedikitpun dia membiarkan bahaya menimpaku

Bahagiakan malaikatku, sebagaimana dia telah membuatku tertawa
Tidak pernah sedikitpun dia membiarkan air mataku tejatuh

Ibu...
Pantaskah aku berkata, "Aku sayang padamu." ?