Sunday, November 29, 2009

KAU YANG KU BANGGAKAN

Terima kasihku ku ucapkan
Pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
Untuk bekalku nanti


Dia yang tahu banyak dibandingkan aku. Tanpa mengharap jasa sedikitpun, dia memberikan apa yang dia tahu untukku. Dia yang lebih mengerti dunia dibandingkan aku. Tanpa pernah merasa bosan, dia membuatku lebih mengerti apa yang belum dia mengerti. Dan memang itu yang diharapkannya. Membuatku lebih tahu dan lebih mengerti apapun yang belum dan yang tidak sama sekali dia mengerti.

Sering aku tidak menyadari atau mungkin tidak ingin tahu, betapa sakitnya dia dan betapa terlukanya dia di saat apa yang keluar lewat perkataannya tidak aku hiraukan, tidak aku perhatikan, dan aku acuhkan begitu saja. Sering perasaan ini tidak bisa merasakan begitu bahagianya dia ketika dia berhasil membuatku mengerti ketika dia menjelaskan tentang hal baru kepadaku. Tentang sesuatu yang sebelumnya tidak aku ketahui. Dia tidak berharap aku mendapat nilai baik dan peringkat tinggi, tapi dia hanya berharap aku mampu ketika orang lain tidak mampu dan butuh penjelasanku tentang apa yang aku tahu sementara orang lain tidak tahu.

Friday, November 20, 2009

MENCINTAI


Mencintai itu indah. Mencintai adalah suatu perasaan suci yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Maka dari itu, manusia dinobatkan sebagai khalifah di bumi ini. Jadi apa salahnya jika kita sebagai manusia mensyukuri perasaan cinta ? dengan cinta manusia bisa mendapatkan teman, sahabat, kehangatan keluarga dan pendamping hidup.
Namun penafsiran mencintai oleh manusia itu sendiri begitu egois. Manusia mencintai hanya untuk mendapatkan balas cinta. Dan karena hasrat itulah hati manusia pun dipermainkan dengan kecamuk emosi yang tidak menentu. Terkadang menyakiti, disakiti, mengkhianati, dikhianati, dan hanya sedikit manusia menuluskan hati untuk mengasihi.
Ketika manusia dituntut keras untuk menahan ambisi diri dari perasaan ingin menguasai, manusia justru lebih senang menjauh dari nuraninya. Manusia mencintai karena berharap ingin dicintai, manusia memperhatikan karena berharap ingin diperhatikan. Justru dari sanalah perasaan cinta itu berbalik mempermainkan manusia dengan segala muslihatnya.

SYUKUR


Dan ingatlah ketka Tuhanmu memaklumkan, “sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku kan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (Q.S. Ibrahim; 7)

Jika kita pahami dengan seksama apa makna dari ayat tersebut di atas, mungkin kita berfikir bahwa hanya dengan mengucapkan “alhamdulillah” saja Allah SWT akan segera menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Tapi bukan itu yang dimaksudkan Allah SWT kepada hamba-Nya, melainkan agar kita senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan hati yang lapang dan ikhlas.

Pada hakikatnya bersyukur adalah menerima segala yang telah kita terima di dunia ini dengan hati ikhlas dan tabah. Akan tetapi masih banyak di antara kita yang kurang menerima apa yang telah kita terima yang diberikan Allah SWT. Atau bahkan kita meminta lebih dan lebih sehingga membuat kita semakin serakah akan nikmat dunia yang sifatnya hanya sementara. Padahal nikmat itu sebenarnya untuk disyukuri, dan bukan untuk dikufuri.

Subhanallaah, bersyukur itu memang tidak wajib hukumnya bagi umat muslim di dunia. Akan tetapi di balik ketidak wajiban itulah, Allah menyimpan berjuta berkah bagi hamba-Nya yang mau bersyukur. Nikmat kita akan ditambah dari yang semula sedikit menjadi banyak, dari yang semula bisa kita rasakan sendiri, menjadi bisa dirasakan orang lain.

SURGA ATAU TIDAK ?


Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang terlahir dengan sempurna. Manusia adalah tempat khilaf, tempat lupa, tempat bohong, tempat iri, tempat ketidak puasan, tempat kemunafikan. Namun manusia banyak menuntut bahagia, banyak menuntut limpahan harta, banyak menuntut kemenangan, banyak menuntut dukungan, banyak berkilah, banyak menuntut surga. Padahal surga yang dijanjikan Allah SWT adalah surga bagi para rasul, nabi dan para pengikut yang setia padanya dan Tuhannya.
Aku terlalu berharap surga yang terasa jauh denganku. Aku terlalu berharap untuk tidak sekali pun menyaksikan rupa neraka di atas semua dosa yang sengaja atau pun tidak, terpaksa atau pun tidak harus aku lakukan di sisa-sisa umur singkatku. Aku terlalu munafik dan bejat untuk mengakui bahwa kemarin aku telah memperbanyak peluangku untuk melihat, berjalan, masuk, lalu merasakan bagaimana itu neraka.
Setiap hari hanya berharap yang bisa aku lakukan. Setiap waktu hanya penyesalan yang aku uraikan. Namun setiap saat aku terus membusukkan hatiku sendiri dengan berbagai giuran dan buaian dunia. Lalu pantaskah namaku tercatat di dalam perkataan Allah SWT bahwa aku adalah umat-Nya yang berhasil ? ya, memang hanya harapanlah yang dapat terlukiskan dalam anganku saat ini.
Kini aku pun hanya terbungkam tanpa arti. Aku hanya terpaku meratapi hari esok meskipun aku telah tahu seluruh keadaan. Aku terlalu takut untuk memulai langkahku menuju akhir yang damai. Aku terlalu pengecut untuk disaingi. Dan kini pun aku hanya pantas untuk disebut ‘anak bawang’. Dan meskipun aku tidak terima dengan sebutan itu, tak ada satupun perubahan dalam diriku untuk segera bergegas dalam keterpurukan ini. Mungkinkah aku lebih suka diperbudak dibanding merajai ?

MEMBUAT SEBUAH KARYA TULIS DARI DALAM PERASAAN


perasaan adalah bagian yang paling sensitif di dalam diri manusia. Setiap kali manusia bersedih, bahagia, marah, kecewa dan terluka perasaanlah yang paling bisa mengekspresikan keadaan dalam diri manusia. Setiap masalah manusia akan lebih dominan diselesaikan dengan perasaan daripada dengan akal. Perasaan juga yang dapat menghubungkan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Contohnya adalah hubungan cinta.
Dari situlah kita bisa mendapatkan inspirasi yang dalam yang terdapat pada perasaan kita. Baik inspirasi positif maupun inspirasi negatif. Tergantung pada pemikiran kita yang mau berfikir dewasa atau berfikir seadanya dan sekenanya. Inspirasi positif dapat mengarahkan kita untuk melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat, dan sebaliknya inspirasi negatif akan mengarahkan kita untuk melakukan sesuatu yang negatif dan merugikan.

DUNIA PENGKRITIKAN


Kebanyakan orang itu tidak bisa memahami kekurangan apa yang mereka punya, namun mereka cepat sekali tanggap dengan kelemahan yang disiratkan oleh orang-orang di dekatnya. Dan kebanyakan orang pun seolah-olah berlomba untuk mempublikasikan kelebihan yang ada di dalam dirinya yang bahkan membuat kelemahannya semakin mudah terbaca oleh orang lain. Bukankah itu egois ?
Tuhan menciptakan umat-Nya dengan berbagai ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tuhan memaksudkan agar ada rasa saling menghargai satu sama lain. Namun banyak di antara kita yang masih tidak terima dengan kelebihan yang dimiliki orang lain, benci dengan kelemahan orang lain, dan membangga-banggakan kelebihan yang kita miliki yang belum tentu membanggakan bagi orang lain.
Kita berani mengeluarkan kritik pedas dan panjang atas kelemahan orang lain padahal kita sendiri tidak mampu mengintropeksi kesalahan kita sendiri. Bahkan kita tidak menyadari bahwa kritikan yang kita keluarkan itu menyakitkan perasaan dan hanya dianggap angin lewat. Belum tentu juga, kita akan menerima begitu saja kritikan orang lain atas apa yang kita miliki.
Menurut saya, kritikan adalah cerminan bagi diri kita sendiri. Pada suatu saat kita akan melakukan hal yang sama dengan kesalahan oang lain yang telah kita kritik. Dan pada akhirnya kita juga akan mendapat kritikan tentang sesuatu yang kita lakukan. Bahkan kritikan itu akan menjatuhkan kita dan membuat kita malu. Dan itu hal mutlak yang akan terjadi pada setiap orang yang suka mengkritik dibalik ketidak pahamannya atas kelemahannya sendiri.